Halaman

Senin, 05 Oktober 2009

Gempa Padang

SUMBAR berduka...Ranah Minang menambah deretan wilayah indonesia yang terkena bencana gempa bumi. Memang tak bisa dipungkiri negara tercinta kita ini merupakan wilayah yang disebut sebut wilayah rawan gempa, wilayah yang merupakan tempat berdiamnya lempeng-lempeng bumi yang setiap saat bisa bergeser dan menimbulkan guncangan yang dahsyat.

Gempa mengguncang ranah minang pada tanggal 30 September 2009 pada kekuatan 7,6 SR , mulai dari gedung perkantoran, rumah sakit, bangunan pemerintah, masjid , hingga rumah rumah penduduk luluh lantak akibat gempa. Banya bangunan rata dengan tanah bahkan menimbun saudara-saudara kita di dalamnya. Tak hanya sampai disitu beberapa desa di sumatra barat kini hanya tinggal nama, karena tertimbun oleh longsoran bahkan penduduknya ikut tertimbun bersama desa mereka.

Rasanya hati teriris iris sembilu , perut perih saat saya menonton TV yang menayngkan proses evakuasi saudara-saudara kita yang tewas tertimbun bangunan yang seharusnya menjadi tempat berlindung mereka, yang tak kalah menyedihkan saat saya menonton sebuah stasiun televisi yang sedang menayangkan proses evakuasi puluhan siswa yang tertimbun di bangunan bimbingan belajar gama, di tempat ini mereka menambah bekal ilmu untuk mengejar cita cita mereka , tetapi nasib berkata lain mereka harus mengubur cita cita mereka bersama dengan terkuburnya jasad jasad mungil mereka. Mata ku berka kaca pada saat orang tua mereka diwawancarai, sambil meneteskan air mata mereka bercerita mengenai anak-anak mereka, cita cita, hingga hadiah terakhir yang diberikan. Mereka tetap berharap keajaiban agar anak mereka yang terjebak dalam reruntuhan bangunan gama bisa di temukan selamat. Tak tega hati ini melihat seorang ibu menangis karena melihat kenyataan buah hati mereka, pelita hidup mereka harus tertimbun reruntuhan baja baja dan tembok tembok bangunan.

Gempa bumi ini memang merenggut ratusan jiwa, banyak yang harus merelakan kepergian anggota keluarga mereka untuk selamanya bahkan di televisi sempat ditayangkan seorang wanita yang harus rela kehilangan 15 anggota keluarganya karena desanya tertimbun longsor. Tapi, kita tak boleh terus larut dalam kesedihan... meski berat kita harus bangkit, memang mudah mengucapkan “bangkit” tapi sulit untuk melakukannya apa lagi bagi mereka yang mengalami sendiri musibah ini dan bahkan sampai kehilangan anggota keluarga mereka. Mudah-mudahan dari musibah ini kita dapat mengambil jutaan makna dan bisa menambah rasa persaudaraan dan kepedulian kita terhadap saudara sebangsa. Sesuatu terjadi bukan tanpa maksud...pasti dibalik peristiwa ini ada hikmah yang terkandung didalamnya...

Semoga saudara saudara kita di Sumatera Barat dapat diberi kekuatan untuk bangkit dari duka dan kesedihan yang menimpa mereka...AMIN!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar